Website: www.ekon.go.idTwitter, Instagram, Facebook, TikTok, & YouTube: @PerekonomianRIEmail: humas@ekon.go.idLinkedIn: Coordinating Ministry for Economic Affairs of the Republic of Indonesia
Ningsih, S., & Kristiyanti. L. M. S. (2019). Analisis pengaruh jumlah uang beredar, suku bunga dan nilai tukar terhadap inflasi di Indonesia periode 2014-2016. Jurnal Manajemen daya Saing, 20(2), 96-103. Retrieved from
pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi ebook 19
Dampak dari permasalahan ekonomi makro yang merasakan dampak adalah kalangan bisnis, pengusaha dan produksi. Misalnya pabrik besar dan perusahaan maupun usaha bisnis lainnya. Tidak dapat dipungkiri, jika perusahaan mengalami kesulitan sampai terjadi kebangkrutan, dampak paling luas pun akan merambah ke pertumbuhan ekonomi.
Ketika pertumbuhan ekonomi terganggu tentu saja akan berdampak pada pertumbuhan sektor perekonomian yang lain. Contoh kasus yang hangat kita rasakan saat ini. Kasus masker akibat pandemic corona. Karena virus Covid-19 harga semakin melambung tinggi.
Tidak perlu jauh-jauh, contoh sederhana perusahaan yang ada di Indonesia mendapatkan suntikan dana dari pihak luar. Ketika terjadi permasalahan ekonomi makro, maka suntikan dana yang sudah diberikan akan ditarik atau dikembalikan. Jika suntikan sedikit mungkin tidak masalah, bagaimana jika nominalnya banyak? Tentu saja ini bisa berdampak langsung terhadap keberlangsungan perusahaan sekaligus anak karyawannya.
Terjadinya inflasi tinggi akan berpengaruh pada tingginya utang luar negeri yang mempengaruhi dunia perbankan di Indonesia. Bentuk kesulitan yang paling terasa masalah likuiditas. Akibatnya terjadi kemacetan di sektor usaha akibat terlalu besar beban utang negara.
Perusahaan swasta maupun non swasta pun juga mendapatkan pengaruhnya. Akibat terjadinya inflasi, dimana asset-aset yang mereka miliki pun terkuras akibat tidak bisa meminjam pinjaman bank. Belum lagi dengan UKM yang tidak bisa meminjam uang atau mengawali usaha lewat hutang bank sebagai modal. Masalah inflasi di Indonesia pernah terjadi di tahun 2004 yang mencapai 10,5%
Itu sebabnya di masa pandemic seperti ini, sangat disarankan untuk membeli produk UKM-UMKM untuk menyeimbangkan perekonomian. Agar tetap terjadi perputaran perekonomian. Agar ekonomi semakin menguat. Tentu saja cara ini diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi local daripada pertumbuhan ekonomi luar. Agar suplai produk domestic tetap terjaga.
Bukan malah justru sebaliknya. Tetap mencari produk luar dalam kondisi susah. Saat masyarakat membeli produk luar, itu sama artinya membantu dalam memperlambat perputaran perekonomian dan melemahkan ekonomi di dalam negeri. Memang dari segi kualitas dan bahan, produk luar lebih baik. Tetapi dalam kondisi inflasi, bukankah seharusnya lebih mementingkan produk dalam negeri terlebih dulu.
Dari beberapa permasalahan ekonomi makro di atas, tentu saja kita menjadi lebih paham, sekaligus memahami perekonomian luar negeri mampu mempengaruhi perekonomian lokal. Belum lagi ditambah dengan permasalahan yang sifatnya sangat kompleks dan luas. Tidak hanya bisa diselesaikan oleh satu dua orang. Tetapi oleh banyak pihak. 2ff7e9595c
Comments